CIANJUR - Tim gabungan Satpol PP Kabupaten Cianjur dan Yonif Raider 300 berhasil mengamankan 23 orang diduga wanita penjaja seks (WPS), dalam operasi cipta kondisi, Kamis (28/12) malam. Sebagian dari yang diamankan nantinya mereka akan dikirim ke balai pelatihan untuk dibina.
Dalam operasi yang berlangsung hingga Jumat (29/12) dini hari tersebut, petugas menyisir sejumlah tempat yang diduga kerap dijadikan tempat berkumpul geng motor, rawan kriminal, dan dijadikan lokasi prostitusi, mulai dari wilayah perkotaan hingga Kecamatan Haruwangi, Mande, serta Ciranjang.
Kepala Bidang Penegakan Perundang-undangan Daerah, Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satpol PP kabupaten Cianjur, Djoko Purnomo, mengatakan, dari 23 orang yang diamankan, 16 di antaranya perempuan dan 7 lainnya laki-laki.
"Mereka diamankan lantaran diduga kerap membuat keresahan dan terkait prostitusi," tuturnya kepada wartawan, usai razia, Jumat (29/12).
Menurutnya, selain perempuan yang diduga PSK dan terduga anggota geng motor, pihaknya juga mengamankan puluhan botol miras dan dua galon miras oplosan. "Kami juga uapayakan menekan peredaran miras," tuturnya.
Dia mengatakan, kegaitan razia tersebut, dilakukan memang untuk mengantisipasi aktivitas negatif menghadapi pergantian tahun. Oleh karena itu, anggota Satpol PP dan raider bergerak untuk menjaga keamanan, kenyamanan, dan mencegah kemaksiatan di Tatar Santri.
Wakil Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan, operasi tersebut akan mencadi acuan untuk ke depannya terus dilaksanakan hal serupa. Menurut Herman, Pemkab sudah berkoodinasi dengan balai rehabilitasi di Jakarta, Sukabumi, dan Cirebon. Nantinya mereka yang diamankan, khususnya para WPS akan dikirim ke balai pelatihan.
"Kami kirim mereka supaya punya keahlian dan tidak lagi berada di lingkungan yang erat dengan prostitusi. Razia ini juga tidak akan berhenti di sini, terus akan digelar sampai ak ada lagi geng motor dan prostitusi di Cianjur," tegasnya.(Ghienz*Cfm)
Dalam operasi yang berlangsung hingga Jumat (29/12) dini hari tersebut, petugas menyisir sejumlah tempat yang diduga kerap dijadikan tempat berkumpul geng motor, rawan kriminal, dan dijadikan lokasi prostitusi, mulai dari wilayah perkotaan hingga Kecamatan Haruwangi, Mande, serta Ciranjang.
Kepala Bidang Penegakan Perundang-undangan Daerah, Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satpol PP kabupaten Cianjur, Djoko Purnomo, mengatakan, dari 23 orang yang diamankan, 16 di antaranya perempuan dan 7 lainnya laki-laki.
"Mereka diamankan lantaran diduga kerap membuat keresahan dan terkait prostitusi," tuturnya kepada wartawan, usai razia, Jumat (29/12).
Menurutnya, selain perempuan yang diduga PSK dan terduga anggota geng motor, pihaknya juga mengamankan puluhan botol miras dan dua galon miras oplosan. "Kami juga uapayakan menekan peredaran miras," tuturnya.
Dia mengatakan, kegaitan razia tersebut, dilakukan memang untuk mengantisipasi aktivitas negatif menghadapi pergantian tahun. Oleh karena itu, anggota Satpol PP dan raider bergerak untuk menjaga keamanan, kenyamanan, dan mencegah kemaksiatan di Tatar Santri.
Wakil Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan, operasi tersebut akan mencadi acuan untuk ke depannya terus dilaksanakan hal serupa. Menurut Herman, Pemkab sudah berkoodinasi dengan balai rehabilitasi di Jakarta, Sukabumi, dan Cirebon. Nantinya mereka yang diamankan, khususnya para WPS akan dikirim ke balai pelatihan.
"Kami kirim mereka supaya punya keahlian dan tidak lagi berada di lingkungan yang erat dengan prostitusi. Razia ini juga tidak akan berhenti di sini, terus akan digelar sampai ak ada lagi geng motor dan prostitusi di Cianjur," tegasnya.(Ghienz*Cfm)