Info Cianjur FM
Pelaksanaan program KB (keluarga berencana) di Kabupaten Cianjur, terhadang kendala terbatasnya anggaran dalam meningkatkan peserta KB atau akseptor KB baru.
Menurut Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKB dan PP) Kabupaten Cianjur, Rachmat Hotimin, Selasa (3/1). Mengatakan, tercatat dari sebanyak 538.144 pasangan usia subur (PUS) di kabupaten, yang menjadi akseptor KB 367.930 orang (68,27 persen). Jumlah tersebut merupakan peserta KB dengan menggunakan kontrasepsi jangka pendek dan jangka panjang. Namun, sebagian besar menggunakan kontrasepsi KB jangka pendek.
Dari sebanyak 367.930 orang akseptor KB, masing-masing yang menggunakan kontrasepsi pil 144.560 orang (39,29 persen), suntikan 146.794 orang (39,90 persen), kondom 4.731 orang (1,29 persen), implan 27.969 orang (7,60 persen), modus operasi pria (MOP) 5.373 orang (1,6 persen), modus operasi wanita (MOW) 17 orang, dan IUD sebanyak 35.350 orang (9, 68 persen).
Lebih lanjut Rachmat mengatakan, anggaran untuk program KB di Kabupaten Cianjur pada tahun 2011 hanya memperoleh DAK (dana alokasi khusus) Rp 1,2 miliar, APBD kabupaten Rp 1,3 miliar, sebagian besar diperuntukkan fisik. Sedangkan yang dialokasikan untuk berbagai kegiatan KB hanya sekitar Rp 600 juta. Dengan alokasi anggaran tersebut, upaya menekan jumlah penduduk melalui program KB guna mencapai keluarga yang sehat dan sejahtera menjadi kendala karna terbatasnya anggaran.