CIANJUR - Peluang bisnis Ruskus daun potong untuk dekorasi cukup menjadi kesempatan untuk peluang usaha, pasalnya belum banyak warga yang terjun menekuninya.
Peluang terbuka Ruskus tak hanya di dalam negeri melainkan luar negeri. Satu pasar yang menerima Ruskus dalam jumlah banyak adalah negara Jepang.
Ekspor Ruskus dari Indonesia ke Jepang masih kalah telak dari negara Kostarika. Dari catatan para pengekspor Ruskus, Indonesia masih berada di bawah satu persen nilai volume ekspornya.
Satu perajin daun potong Ruskus asal Cianjur, Ahmad Suhendro, mengatakan setiap bulannya ia hanya mampu mengekspor daun potong Ruskus sebanyak satu kontainer.
"Terkadang hanya setengah kontainer saja karena barang tak ada. Sebenarnya penerima di Jepang menerima sebanyak-banyaknya," ujar Ahmad di tempat pengepakan Ruskus di Kampung Jatisari RT 02/02, Desa Cikahuripan, Kecamatan Gekbrong, baru-baru ini.
Ahmad menuturkan ia mulai menekuni bisnis ekspor Ruskus sejak tahun 2001. Dia pun mempunyai dua hektare lahan yang ditanami Ruskus di Gekbrong. Ia menilai lahan tersebut masih sangat kecil dibandingkan dengan daerah lainnya.
"Untuk pemenuhan ekspor sebulan sekali satu kontainer tergantung barang dari petani, karena lahan sendiri tak mampu memenuhi target," kata Ahmad.
Menurutnya cukup mudah menanam Ruskus tak seribet tanaman lain yang memerlukan perawatan ekstra.
Selain di Cianjur menurut Ahmad, tanaman Ruskus juga terdapat di wilayah Sukabumi daerah Goalpara, di sana terdapat sekitar 30 hektare tanaman Ruskus.
"Kalau yang terluas masih ada di Magelang," ujar Ahmad. (Ghienz).
Peluang terbuka Ruskus tak hanya di dalam negeri melainkan luar negeri. Satu pasar yang menerima Ruskus dalam jumlah banyak adalah negara Jepang.
Ekspor Ruskus dari Indonesia ke Jepang masih kalah telak dari negara Kostarika. Dari catatan para pengekspor Ruskus, Indonesia masih berada di bawah satu persen nilai volume ekspornya.
Satu perajin daun potong Ruskus asal Cianjur, Ahmad Suhendro, mengatakan setiap bulannya ia hanya mampu mengekspor daun potong Ruskus sebanyak satu kontainer.
"Terkadang hanya setengah kontainer saja karena barang tak ada. Sebenarnya penerima di Jepang menerima sebanyak-banyaknya," ujar Ahmad di tempat pengepakan Ruskus di Kampung Jatisari RT 02/02, Desa Cikahuripan, Kecamatan Gekbrong, baru-baru ini.
Ahmad menuturkan ia mulai menekuni bisnis ekspor Ruskus sejak tahun 2001. Dia pun mempunyai dua hektare lahan yang ditanami Ruskus di Gekbrong. Ia menilai lahan tersebut masih sangat kecil dibandingkan dengan daerah lainnya.
"Untuk pemenuhan ekspor sebulan sekali satu kontainer tergantung barang dari petani, karena lahan sendiri tak mampu memenuhi target," kata Ahmad.
Menurutnya cukup mudah menanam Ruskus tak seribet tanaman lain yang memerlukan perawatan ekstra.
Selain di Cianjur menurut Ahmad, tanaman Ruskus juga terdapat di wilayah Sukabumi daerah Goalpara, di sana terdapat sekitar 30 hektare tanaman Ruskus.
"Kalau yang terluas masih ada di Magelang," ujar Ahmad. (Ghienz).