Pemerintah kabupaten Cianjur
berupaya memutus mata rantai penyakit thalasemia, disinyalir penyakit
thalasemia sampai saat ini belum ada obatnya.
Wakil Bupati Cianjur Dr. H. Suranto
beberapa waktu lalu menghadiri sosialisasi mengenai penyakit thalasemia di
Ponpes Al itihad jl Raya Bandung Cianjur.
Kepada Cianjur Fm Wakil Bupati
menuturkan, thalasemia merupakan penyakit berbahaya penyakit terswebut
merupakan penyakit genetic dan hingga saat ini belum ada obatnya, “Untuk bisa
bertahan hidup, mereka (penderita talasemia) memerlukan perawatan yang rutin,
seperti melakukan tranfusi darah teratur untuk menjaga agar kadar di dalam
tubuhnya dan menjalani pemeriksaan ferritin serum untuk memantau kadar zat besi
di dalam tubuh, “tuturnya.
Suranto mengungkapkan penderita
penyakit thalasemia di kabupaten Cianjur ada sekitar 136 yang terdata, diperkirakan
yang terdata bisa lebih banyak, , “Untuk mencegah terjadinya thalassemia pada
anak, pasangan yang akan menikah perlu menjalani tes darah, baik untuk melihat
nilai hemoglobinnya maupun melihat profil sel darah merah dalam tubuhnya, “ujar
Suranto.
Wakil Bupati menambahkan setiap
dua bulan sekali para penderita harus melakukan transfuse darah, dan di cianjur
sendiri belum mempunyai alat untuk memeriksa thalasemia.
“Sebagai penyakit keturunan,
thalassemia diturunkan dari orang tua yang penderita Thalassemia atau pembawa
thallasemia. Thalasemia digolongkan bedasarkan rantai asam amino yang
terkena, yaitu Alfa-thalassemia (melibatkan rantai alfa) dan Beta-thalassemia
(melibatkan rantai beta), “paparnya.
semua thalasemia memiliki gejala yang mirip, tetapi beratnya bervariasi. Sebagian besar penderita mengalami anemia yang ringan (Obat Thalasemia Alami)
Lanjutnya, Pada bentuk yang lebih berat, misalnya beta-thalasemia mayor, bisa terjadi sakit kuning (jaundice), luka terbuka di kulit (ulkus, borok), batu empedu dan pembesaran limpa,
Sumsum tulang yang terlalu aktif bisa menyebabkan penebalan dan pembesaran tulang, terutama tulang kepala dan wajah, tulang-tulang panjang menjadi lemah dan mudah patah.
“Anak-anak yang menderita thalasemia akan tumbuh lebih lambat dan mencapai masa pubertas lebih lambat dibandingkan anak lainnya yang normal, “imbuhnya. (Gin*Cfm)
semua thalasemia memiliki gejala yang mirip, tetapi beratnya bervariasi. Sebagian besar penderita mengalami anemia yang ringan (Obat Thalasemia Alami)
Lanjutnya, Pada bentuk yang lebih berat, misalnya beta-thalasemia mayor, bisa terjadi sakit kuning (jaundice), luka terbuka di kulit (ulkus, borok), batu empedu dan pembesaran limpa,
Sumsum tulang yang terlalu aktif bisa menyebabkan penebalan dan pembesaran tulang, terutama tulang kepala dan wajah, tulang-tulang panjang menjadi lemah dan mudah patah.
“Anak-anak yang menderita thalasemia akan tumbuh lebih lambat dan mencapai masa pubertas lebih lambat dibandingkan anak lainnya yang normal, “imbuhnya. (Gin*Cfm)